Chapter 121 dari manga Kaiju No. 8 telah resmi dirilis, menampilkan transformasi mengejutkan Kafka Hibino setelah ia mengorbankan wujud manusianya. Dalam bab ini, kita akhirnya dapat melihat potensi penuh dari Kaiju Nomor 8 yang luar biasa. Perubahan besar pada Kafka ini mengguncang semua pihak, termasuk Mina, Hoshina, Narumi, Keiji, dan Nogizaka. Mari simak ulasan lengkap tentang apa yang terjadi di chapter terbaru ini.
Chapter dibuka dengan gambar Kafka dalam kondisi tubuhnya yang hancur, berubah menjadi bentuk baru yang mencolok. Wujud ini lebih mirip dengan monster legendaris seperti Godzilla, lengkap dengan sirip di punggung dan tanduk samping yang bergaya seperti mata yang terbuka. Kejutannya tak hanya dirasakan oleh staf operasional yang terperangah melihat skalanya yang tak terukur, tetapi juga oleh Keiji, yang menyatakan bahwa kekuatan Kafka melampaui batas kemampuan manusia. Jika Kaiju Nomor 8 menjadi ancaman, umat manusia akan menghadapi kehancuran besar.
Namun, Kafka tetap berbicara dengan penuh kesadaran, meminta maaf kepada pasukan pertahanan setelah menghancurkan drone akibat gelombang kejut dari transformasinya. Momen ini membuat Mina dan Hoshina, yang sebelumnya khawatir, menyadari bahwa meskipun Kafka telah berubah menjadi monster, ia tetap mempertahankan kesadaran manusia dalam dirinya.
Selanjutnya, Kafka merasakan adanya aliran energi hitam dalam tubuhnya yang mengalir tanpa henti, membawa serta perasaan dendam, penyesalan, dan amarah yang membara. Energi ini memberikan Kafka kekuatan tak terbatas, seolah-olah ia menjadi mesin pembakar yang tak bisa dihentikan. Aura kekuatannya begitu mengintimidasi, menciptakan kesan bahwa ia adalah roh para samurai yang penuh dendam.
Sementara itu, Dai Kaiju yang menjadi lawan Kafka tertawa melihat transformasinya, merasa tertantang untuk menghadapi lawan yang setara. Namun, pertempuran kali ini bukan tanpa kehancuran. Dai Kaiju meluncurkan serangan hebat, menghantam kepala Kafka dengan kekuatan luar biasa, menciptakan ledakan dahsyat. Meski demikian, Kafka tetap berdiri kokoh, bahkan menantang Dai Kaiju untuk bertarung di tempat yang lebih aman agar tidak membahayakan orang lain.
Kafka melancarkan serangan balasan pertama dengan pukulan keras yang membuat Dai Kaiju terlempar jauh, menghancurkan menara yang sebelumnya dijadikan titik referensi oleh Kafka. Ledakan besar terjadi saat mereka bertarung, namun Kafka berhasil memastikan pertarungan tetap jauh dari area penduduk.
Chapter ini ditutup dengan tulisan, “Hancurkanlah keputusasaan, wahai monster pembawa harapan”, yang menegaskan bahwa meskipun Kafka telah berubah menjadi monster, ia kini menjadi simbol harapan bagi umat manusia.