Episode terbaru Detective Conan yang tayang pada Sabtu (8/2/2025) lalu mengumumkan dalam sebuah video kolaborasi bahwa anime terbaru dari manga Yaiba karya Gosho Aoyama, berjudul Shin Samurai-den YAIBA, akan tayang perdana pada 5 April 2025. Anime ini akan disiarkan di beberapa jaringan televisi Jepang pada sore hari, tepat sebelum Detective Conan, membentuk blok tayangan khusus bertajuk “Gosho Aoyama Hour” yang akan hadir setiap Sabtu. Sebagai bagian dari promosi, tiga episode pertama Shin Samurai-den YAIBA akan diputar lebih awal di 10 lokasi TOHO CINEMAS pada 13 Maret 2025. Acara ini juga akan menampilkan diskusi eksklusif dengan kreator Yaiba, Gosho Aoyama, bersama sutradara Takahiro Hasui dan desainer karakter Yoshimichi Kameda.
Melihat keseriusan tim produksi dalam proyek ini, banyak penggemar berharap remake anime klasik ini mendapat respons positif. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa ekspektasi tinggi juga bisa berujung pada kekecewaan. Pasalnya, beberapa remake anime sebelumnya justru menuai kritik pedas dari para penggemar. Contohnya adalah Digimon Adventure (2020), yang mendapat kritik atas cerita yang kurang kuat, pengembangan karakter yang mengecewakan, serta kurangnya inovasi dalam narasi. Meskipun memiliki beberapa momen menarik, anime ini disebut sebagai “peluang yang terbuang” dan bahkan masuk dalam daftar Anime Terburuk 2020 versi Anime News Network. Knights of the Zodiac: Saint Seiya juga mengalami kontroversi sejak sebelum rilis, terutama karena perubahan gender karakter Shun yang awalnya laki-laki menjadi perempuan. Perubahan ini dikritik karena menghilangkan esensi penting dari karakter tersebut, sementara dari segi eksekusi, anime ini dianggap gagal menarik perhatian penggemar lama maupun penonton baru.
Kasus serupa terjadi pada Berserk (2016), yang meskipun tetap mempertahankan kekuatan naratif dari manga, justru dikritik habis-habisan karena animasi CGI yang kasar dan gerakan karakter yang kaku. Penggemar setia franchise ini merasa bahwa kualitas visualnya jauh di bawah ekspektasi. Sementara itu, Shaman King (2021), yang menjanjikan adaptasi lebih setia terhadap manga dibanding versi 2001, justru memiliki pacing yang terlalu cepat, sehingga mengorbankan pengembangan karakter dan kedalaman cerita. Hal ini membuat pengalaman menonton terasa terburu-buru dan kurang emosional. Remake lain seperti Sorcerous Stabber Orphen (2020) yang dirilis untuk merayakan 25 tahun franchise Orphen juga mengecewakan karena pacing yang buruk, tambahan karakter sampingan yang tidak diperlukan, serta kualitas animasi yang tidak mengalami peningkatan signifikan dibanding versi 1998. Tak ketinggalan, Sailor Moon Crystal juga mendapat kritik, terutama di dua musim pertamanya, karena cerita yang terlalu cepat dan animasi yang dianggap penuh kesalahan. Meski musim ketiga berhasil memperbaiki beberapa kekurangan, banyak penggemar yang sudah terlanjur kecewa dengan kualitas awalnya.
Remake anime sering kali diharapkan membawa perbaikan dari versi sebelumnya, baik dari segi cerita, visual, maupun pengembangan karakter. Namun, tak sedikit yang justru gagal memenuhi ekspektasi penggemar. Akankah Shin Samurai-den YAIBA mampu membuktikan dirinya sebagai remake yang sukses? Kita tunggu saja perilisannya pada April mendatang!