Pada tanggal 5 Januari 2025, fenomena budaya yang melibatkan anime Dragon Ball di Meksiko kembali menjadi perhatian setelah menciptakan ketegangan diplomatik antara pemerintah Jepang dan penggemar lokal. Obsesi masyarakat Meksiko terhadap serial yang diciptakan oleh Akira Toriyama ini telah melahirkan berbagai acara publik yang tidak memiliki izin, memicu protes dari pihak Jepang.
Masyarakat Meksiko dikenal memiliki kecintaan yang mendalam terhadap Dragon Ball, dengan banyaknya acara nonton bareng dan festival yang diadakan untuk merayakan episode-episode terbaru. Dalam beberapa tahun terakhir, ribuan orang berkumpul di ruang publik untuk menyaksikan tayangan tersebut secara langsung. Kecintaan ini mencerminkan bagaimana Dragon Ball telah menjadi bagian dari budaya pop di Meksiko, bahkan dianggap sebagai salah satu “agama” oleh sebagian penggemar.
Namun, antusiasme ini tidak tanpa konsekuensi. Pada tahun 2018, ketika masyarakat Ciudad Juarez merencanakan pemutaran episode terakhir Dragon Ball Super, Toei Animation—studio yang memproduksi Dragon Ball—mengeluarkan pernyataan menentang acara tersebut karena tidak memiliki izin resmi. Hal ini menarik perhatian Kedutaan Besar Jepang di Meksiko, yang kemudian mengeluarkan nota resmi meminta pembatalan acara tersebut untuk menghormati hak cipta.
Meskipun ada penolakan awal, Wali Kota Ciudad Juarez, Armando Cabada, berhasil bernegosiasi dengan Toei Animation untuk mengizinkan pemutaran episode kedua hingga terakhir dari Dragon Ball Super. Pada tanggal 17 Maret 2018, sekitar 15.000 orang berkumpul di Plaza de la Mexicanidad untuk menyaksikan tayangan tersebut. Keberhasilan ini menunjukkan betapa kuatnya dukungan masyarakat terhadap anime ini.
Kecintaan masyarakat Meksiko terhadap Dragon Ball membawa dampak positif dalam bentuk kebersamaan dan perayaan budaya. Namun, ketegangan yang muncul juga menyoroti tantangan dalam menghormati hak cipta dan hukum internasional. Penggemar sering kali merasa bahwa cinta mereka terhadap anime seharusnya dihargai dan didukung, bukan dibatasi oleh regulasi.
Dengan semakin meningkatnya popularitas Dragon Ball di Meksiko, penting bagi semua pihak untuk menemukan keseimbangan antara merayakan budaya pop dan menghormati hak cipta. Tahun 2025 diharapkan menjadi tahun di mana penggemar dapat menikmati anime favorit mereka secara resmi tanpa menimbulkan masalah hukum atau diplomatik. Semua pihak kini diajak untuk berkolaborasi dalam menciptakan ruang bagi kecintaan terhadap budaya sambil tetap mematuhi regulasi yang ada.